Thursday, 8 November 2018

Serunya Berburu Burung Pipit Di Sawah

Hallo sobat Blogger, kembali lagi bersama saya Blogger Tabalong web.id
Dalam kesempatan kali ini saya akan bercerita mengenai keseruan saya saat menjelang panen padi di sawah. Sebenarnya pengalaman ini sudah saya alami beberapa dekade, saat menjelang mau panen padi dimana kondisi tanaman padi saya mau masak atau kuning mau menghijau tua.

Dimana saat itulah saya harus ekstra menjaga padi saya, seperti jaga maling saja hhaa..
Tapi seru louh,,, karena di persawahan tidak hanya saya saja yang menjaga padi, tetapi ada petani yang lainnya. Jadi ramee, saling teriak teriak mengusih burung. Perlu sobat ketahui bahwa hama padi tidak dari wereng, jamur, belalang ataupun ulat saja namun dari kalangan unggas atau burung juga ada, terutama burung pipit.

Biasanya burung pipit ini datangnya bergerombolan atau berkelompok. Sekali hinggap di batang - batang padi bisa jumlahnya mencapai 3, 5 bahkan bisa 10 ekor burung. Bagaimana kebayang gak tuh ? kalau kita enggak ada di sawah kalau saat seperti itu. bisa habis padi saya, dimakan burung dan panen padi saya bisa gagal huhuhu...

Nah oleh karena itu,, saya harus jaga ekstra, kalau di saat hari libur seperti hari minggu atau tanggal merah saya harus jaga mulai pagi jam 07.00 - 17.00. Jadi seharian berada di sawah, biasanya burung pipit itu makan di pagi hari , siang, dan sore hari. hampir-hampir setiap jam ada. jadi mau tidak mau saya harus standby di persawahan. 

Ada yang sawahnya di kasih omprengan kaleng, orang-orangan sawah, umbul-umbul gunanya semua itu untuk mengusir para kawanan burung pipit itu.

Namun saya juga memanfaatkan suasana ini jadi sebuah keberkahan. Yaitu dengan memasang pulut atau perekat seperti lem, namun pulut ini adalah dari getah pohon tarap kalau bahasa saya memanggilnya.  Jadi getah tarap ini ternyata cukup ampuh untuk memulut kawanan burung pipit. Jadi caranyapun cukup mudah. Kalau masyarakat biasanya memasang jaring, saya memasang getah tarap untuk menangkap burung pipit.

 
Jadi kita bisa memasang getah tarap itu di tangkai padi ataupun di tangkai ranting pohon. Jadi biasanya saya memasang pulutnya di tangkai ranting bercabang yang lumayan banyak, lalu saya tancapkan di beberapa petakan sawah, ada yang di tengah sawah, ada di ujung pinggir sawah dan juga di area padi yang menurut kita banyak padinya.
 
Lumayan, burung pipit yang terkumpul bisa menjacapai 30 ekor lebih, dan itu bisa kita goreng untuk lauk makan. Nah itu lah berkahnya menurut saya, jadi kita gak usah capek lagi beli lauk makan, cukup menggunakan yang sudah disediakan di alam ini.
 
 
Dan perlu di ingat, saya mau makan burung pipit sawah karena pakannya padi, tapi saya tidak mau makan burung pipit yang tidak hidup di hutan atau hidupnya di area perkampungan masyarakat saya taku alergi, jadi saya percaya dan aman kalau makan burung pipit sawahan, rasanya enak, gurih dan renyah,hehehe...


Gimana seru bukan perjalanan jadi Petani. ya semua itu tergantung dirikita sendiri menyikapinya. tapi seru saat kita mengambil burung yang sudah terkena pulut, dia tidak bisa terbang dan disitu endingnya luar biasa bahagianya dapat burung bisa di buat lauk makan,hehe..

Apalagi makannya di area persawahan yang anginnya sepoy sepoy dan di tambah suara musik seruling pokoknya rasanya tentram banget,hehe..
kalau gak percaya buktikan aja ..

Mungkin cukup segitu dulu ya, cerita pengalaman saya jadi Petani padi, semoga sobat terhibur dengan cerita saya dan berhayal kembali menjadi anak Petani Padi tempo dulu.
Bagaimana ? yang masa kecilnya pernah ngalamin seperti ini,, angkat tangan ?hehehe..
#SelamatberTani.